Kinerja Keuangan BBNI terjaga di Q2 Tahun 2025

Laba Turun, Likuiditas dan Aset Naik, Ini yang Perlu Diperhatikan Investor

Dipublikasikan pada 25 Jul 2025 14:59 | Publikasi oleh SW. Razak
Kinerja Keuangan BBNI terjaga di Q2 Tahun 2025

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja keuangan yang bercampur pada semester pertama 2025. Dari sisi laba, perusahaan mencatat penurunan tipis, namun di sisi lain berhasil memperkuat neraca, mempertahankan likuiditas yang sehat, dan menurunkan risiko kredit. 

Dikutip dari keterbukaan informasi Bank BNI dan Bursa Efek Indonesia, Per Juni 2025, laba bersih konsolidasian BBNI tercatat sebesar Rp10,1 triliun. Angka ini menurun dari Rp10,69 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pendapatan bunga tetap tumbuh, naik menjadi Rp33,6 triliun dari Rp32,17 triliun di semester I 2024. Laba komprehensif juga meningkat signifikan ke Rp12,15 triliun, mencerminkan kontribusi komponen lain di luar laba operasional seperti penghasilan dari instrumen keuangan atau efek selisih kurs.

Total aset BBNI tumbuh menjadi Rp1.201 triliun dari posisi akhir 2024 sebesar Rp1.129 triliun. Pertumbuhan ini mencerminkan strategi ekspansi yang tetap berjalan, meski dilakukan secara hati-hati. Kredit yang disalurkan tercatat stabil di kisaran Rp778,7 triliun, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh signifikan hingga menembus Rp900 triliun. Lonjakan DPK ini turut menurunkan rasio loan to deposit (LDR) menjadi 86,18%, dari sebelumnya 93,99%.

Dari sisi risiko kredit, BBNI menunjukkan perbaikan. NPL gross turun tipis ke 1,95%, sementara NPL net naik sedikit ke 0,69%. Meski kenaikannya tipis, rasio ini tetap berada jauh di bawah ambang batas 5% yang dianggap aman untuk industri perbankan nasional. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap aset produktif sebesar 3,61%, menunjukkan buffer yang masih kuat meskipun menurun dari periode sebelumnya.

Namun, tekanan muncul dari sisi profitabilitas. Return on Equity (ROE) turun ke 14,24%, dibanding 16,29% tahun lalu. Return on Assets (ROA) juga menurun ke 2,23%, sementara Net Interest Margin (NIM) tercatat 3,83%, turun dari 4,02%. Penurunan ini menandakan adanya tekanan pada efisiensi pengelolaan aset produktif. Rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) meningkat menjadi 71,36%, menunjukkan efisiensi operasional yang sedikit tergerus.

Di sisi lain, posisi permodalan BBNI tetap sangat kuat. Capital Adequacy Ratio (CAR) secara konsolidasi berada di 21,28%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator. Common Equity Tier 1 juga solid di 18,63%. Buffer modal ini memberi ruang manuver yang cukup luas bagi manajemen untuk ekspansi maupun mitigasi risiko dalam jangka menengah.

Arus kas dari aktivitas operasi juga menunjukkan perbaikan signifikan. Per Juni 2025, BBNI membukukan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp76,6 triliun, berbalik dari arus kas negatif di periode yang sama tahun lalu. Posisi kas akhir periode pun naik ke Rp152,3 triliun. Kondisi ini menandakan bahwa likuiditas tetap terjaga, dan perusahaan memiliki cukup ruang untuk mendanai pertumbuhan kredit maupun kebutuhan non-operasional lainnya.

Dari sisi valuasi, dengan total ekuitas sebesar Rp158,1 triliun dan asumsi jumlah saham beredar sekitar 37,4 miliar lembar, nilai buku per saham (book value per share) BBNI saat ini berada di kisaran Rp4.226. Dengan harga pasar di kisaran Rp4.090 per lembar, maka rasio harga terhadap nilai buku (P/B) berada di sekitar 0,97x. Angka ini masih berada di bawah kisaran 1,5x yang lazim digunakan oleh investor institusional dalam menilai bank besar dengan kualitas aset yang terjaga dan profitabilitas yang wajar.

Secara umum, tren yang tercermin dalam laporan keuangan BBNI Q2 2025 adalah pertumbuhan aset dan likuiditas tetap positif, kualitas kredit tetap baik, namun tekanan margin dan efisiensi mulai terlihat. Penurunan ROE dan NIM menunjukkan bahwa tantangan profitabilitas masih relevan dalam konteks suku bunga yang mulai stabil dan persaingan antar bank dalam menghimpun DPK yang makin ketat.

Dari sisi risiko, cadangan kerugian tetap memadai dan likuiditas menunjukkan perbaikan yang nyata. LDR yang menurun di bawah 90% memberikan fleksibilitas jika tekanan makroekonomi memburuk. Posisi kas akhir periode yang tinggi juga memberi ruang bagi manajemen untuk memperkuat daya tahan tanpa perlu bergantung pada pendanaan eksternal tambahan.

Sementara itu, arus kas yang kuat memberi sinyal penting bagi investor jangka panjang. Meskipun laba bersih menurun, arus kas operasi yang positif dalam skala besar menunjukkan bahwa bisnis inti bank tetap menghasilkan. Ini menjadi indikator penting dalam menilai ketahanan fundamental perusahaan.

Kinerja semester I 2025 juga menunjukkan bahwa BBNI mempertahankan pendekatan konservatif namun terukur dalam ekspansi. Kredit tidak tumbuh agresif, namun penghimpunan dana terus meningkat. Hal ini memberi sinyal bahwa perusahaan menjaga keseimbangan antara ekspansi dan pengendalian risiko.

Secara keseluruhan, laporan keuangan BBNI Q2 2025 memberi gambaran bahwa bank tetap berada dalam jalur yang sehat secara struktural. Meskipun tekanan margin terlihat dalam ROE, NIM, dan efisiensi, pertumbuhan aset, pengelolaan risiko kredit, serta kekuatan likuiditas dan modal tetap menjadi fondasi utama bank. Ini penting untuk menghadapi semester kedua yang berpotensi lebih menantang, seiring ekspektasi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian suku bunga jangka pendek.

Dengan rasio valuasi yang masih wajar dan buffer modal yang kuat, BBNI tetap berada dalam posisi kompetitif di antara bank-bank besar nasional. Bagi investor yang mempertimbangkan faktor fundamental, fokus dapat diarahkan pada pemantauan tren ROE dan NIM ke depan, serta kemampuan bank menjaga momentum pertumbuhan laba di tengah normalisasi margin.

Laporan detil tentang Kinerja BBNI PDF Q2 2025 dapat di unduh dibawah.

Penulis

Avatar

SW. Razak

Praktisi pasar modal dan forex dengan latar belakang kuat di analisis data selama 15 tahun. Mengembangkan dan mengeksekusi strategi investasi serta trading berbasis data, membangun model kuantitatif, melakukan backtesting, optimasi risiko, dan evaluasi performa portofolio secara disiplin.

Disclaimer

Konten ini disusun untuk knowladge. Setiap analisis atau opini yang disampaikan merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan referensi yang tersaji secara publik. Dapat di jadikan sebagai opini kedua sebelum memutuskan mengambil keputusan investasi. Namun tidak ada jaminan atas keakuratan atau hasil yang ditimbulkan. Anda tetap perlu melakukan riset independen sebelum mengambil keputusan investasi.

Insight Terbaru

Fokus Terbaru