Menyaring Saham Dengan Stock Screener

Dipublikasikan pada 05 Aug 2025 20:04 | Publikasi oleh SW. Razak
Menyaring Saham Dengan Stock Screener

Stock screener atau alat penyaring saham adalah perangkat lunak yang membantu investor menyaring ribuan saham sesuai kriteria yang diinginkan. Dikutip dari Investopedia, screener memungkinkan kamu menyeleksi saham dan exchange‑traded fund (ETF) sesuai metodologi pribadii. Alat ini tersedia gratis di banyak platform broker, namun beberapa penyedia independen menawarkan layanan berlangganan dengan fitur lebih lengkap. Screener tidak hanya berguna untuk trader jangka pendek yang mencari peluang teknikal, tetapi juga untuk investor jangka panjang yang memerlukan data fundamental sebagai dasar keputusan. ini akan membahas definisi, cara kerja, jenis, manfaat, contoh penggunaan, dan batasan stock screener.

Definisi dan Komponen Dasar Stock Screener

Stock screener adalah serangkaian alat yang memungkinkan investor memilah ribuan saham berdasarkan kriteria personal. Dalam definisinya, AAII menyebut screener sebagai alat yang membantu investor individu menyortir ribuan saham menurut faktor yang relevan dengan tujuan investor. Screener bekerja layaknya filter. Dimana kamu menetapkan kriteria dan alat akan menampilkan daftar perusahaan yang memenuhi syarat. Dalam dunia investasi, ada tiga komponen utama dalam stock screener yaitu:

  1. Basis data perusahaan: Screener mempunyai basis data berisi informasi keuangan perusahaan. Data ini mencakup kapitalisasi pasar, pendapatan, laba, rasio harga terhadap laba (P/E), rasio utang terhadap ekuitas (D/E), dan metrik lainnya.
  2. Set variabel: Pengguna dapat mengatur variabel sesuai preferensi. Variabel ini bisa berupa ukuran perusahaan, sektor industri, rasio finansial, volatilitas, maupun indikator teknikal. AAII menjelaskan bahwa investor dapat memilih kriteria seperti ukuran perusahaan atau faktor khusus, atau mengikuti strategi tertentu seperti value, momentum, atau quality.
  3. Mesin penyaring: Mesin inilah yang mengolah data dan menghasilkan daftar saham yang cocok dengan kriteria. Semakin banyak kriteria yang ditetapkan, semakin sedikit jumlah saham yang lolos.

Cara Kerja Stock Screener

Proses kerja stock screener diawali dengan pemilihan parameter oleh investor. Contoh, investor fundamental biasanya akan menggunakan parameter fokus pada kapitalisasi pasar, laba per saham (EPS), arus kas operasi, ROI multiyear, dan dividen. Sementara itu, trader teknikal dapat memilih indikator seperti moving average, relative strength index (RSI), moving average convergence divergence (MACD), atau Bollinger Bands.

Setelah kriteria ditetapkan, screener akan menyaring ribuan saham menjadi daftar yang lebih kecil. Hasil penyaringan ini bukan daftar beli, melainkan hanya kumpulan perusahaan yang memenuhi kriteria dasar dan masih memerlukan riset mendalam. Screener biasanya diperbarui setiap hari untuk menunjukkan perusahaan mana yang masih lolos kriteria.

Pengguna dapat memanfaatkan logika Boolean (AND, OR, NOT) untuk memperhalus pencarian. Misalnya, kamu bisa mencari perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar AND P/E ratio di bawah 20 AND pertumbuhan EPS di atas 10 persen. Semakin spesifik kriteria yang diterapkan, semakin sedikit saham yang tersisa. Screener modern juga memungkinkan penggunaan operator OR untuk mencari saham yang memenuhi salah satu dari beberapa kriteria.

Jenis Stock Screener

The American Association of Individual Investors mengelompokkan tool screener ke dalam tiga jenis utama berdasarkan cara penyusunannya yakni :

  1. Guru stock screens: Screener yang meniru strategi tokoh terkenal seperti Warren Buffett, Benjamin Graham, atau Peter Lynch. AAII memiliki lebih dari 40 strategi berbeda yang didasarkan pada filosofi investasi para master.
  2. Factor stock screens: Screener jenis ini menggunakan faktor‑faktor seperti ukuran (size), valuasi rendah, momentum tinggi, kualitas, pertumbuhan, atau yield tinggi. AAII mengembangkan sekitar 20 screen berbasis faktor dan memaparkan contoh seperti Return on Equity dan Price-to-Free-Cash-Flow.
  3. Custom stock screens: Bagi investor yang ingin fleksibilitas penuh, screener ini memungkinkan penyusunan filter berdasarkan atribut apa pun. Pengguna dapat menggabungkan beberapa kriteria dan menyesuaikan filter sesuai portofolio mereka.

Selain perbedaan berdasarkan jenis kriteria, screener juga terbagi menjadi fundamental dan teknikal. Screener fundamental menekankan analisis keuangan (rasio, pertumbuhan laba, arus kas), sedangkan screener teknikal berfokus pada pergerakan harga, volume, dan indikator momentum.

Manfaat Menggunakan Stock Screener

Stock screener menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi investor ritel maupun professional, seperti :

  1. Hemat Waktu dan Tenaga; Screener menghemat waktu dalam riset sekuritas yang potensial. Tanpa screener, menelaah lebih dari 900 lebih saham di Bursa Efek Indonesia yang bisa menjadi pekerjaan yang berat. Dengan screener, kamu dapat secara otomatis menyingkirkan saham yang tidak sesuai strategi dan fokus pada kandidat yang layak.
  2. Kustomisasi Kriteria ; Screener memungkinkan kamu menyesuaikan kriteria pencarian sesuai tujuan pribadi. AAII menjelaskan bahwa investor bisa menentukan ukuran perusahaan, rasio finansial tertentu, atau mengikuti strategi yang sudah terbukti. Fitur ini berguna jika kamu ingin mencari saham berdividen tinggi, perusahaan dengan pertumbuhan laba kuat, atau emiten value dengan P/E rendah.
  3. Mengurangi Bias Emosional ; screener membantu menghilangkan bias psikologis dan perilaku. Dengan menetapkan aturan yang rill sebelum melihat nama perusahaan, kamu mengandalkan data objektif, bukan preferensi merek atau rumor pasar. Proses ini memperkuat disiplin dan mengurangi efek fear of missing out (FOMO) atau greed dalam pengambilan keputusan.
  4. Menemukan Peluang Baru ; kemampuan screener untuk menemukan peluang investasi yang mungkin terlewat. AAII menunjukkan bahwa screener dapat membantu menemukan perusahaan yang sebelumnya belum dikenal. Misalnya, kamu mungkin menemukan saham mid‑cap dengan kinerja keuangan baik di sektor yang jarang diperhatikan, memberikan diversifikasi portofolio.
  5. Membandingkan Saham Sejenis ; Stock screener memungkinkan kamu membandingkan dan mengontraskan saham dalam industri yang sama. Dengan cara ini, kamu bisa menilai perusahaan mana yang memiliki margin keuntungan, pertumbuhan EPS, atau rasio utang yang lebih baik dalam kelompok industri tertentu. Fitur ini juga memudahkan pemilihan kandidat untuk portofolio sektoral.

Keterbatasan Stock Screener

Walaupun bermanfaat, screener memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:

  1. Tidak Memasukkan Faktor Qualitatif ; screener cenderung hanya memperhatikan faktor kuantitatif dan sering mengabaikan masalah kualitas seperti tuntutan hukum, masalah regulasi, atau konflik tenaga kerja. Alat ini tidak bisa mendeteksi situasi non-finansial seperti manajemen yang buruk atau reputasi perusahaan, sehingga hasilnya harus dikombinasikan dengan analisis kualitatif.
  2. Keterlambatan Data ; Kebanyakan screener menggunakan data keuangan periodik. Beberapa screener mungkin menggunakan data update harian, mingguan, atau bulanan. Jika data tidak diperbarui, ada risiko hasil pencarian tidak mencerminkan kondisi rill saat ini.
  3. Preferensi Industri ; Screener yang menggunakan kriteria seperti P/E rendah atau pertumbuhan EPS tinggi mungkin bias terhadap industri tertentu. Investopedia mencatat bahwa valuasi rendah jarang ditemukan pada sektor teknologi, sehingga screener bisa gagal menampilkan perusahaan teknologi yang sedang bertumbuh. Untuk mengatasi hal ini, kamu harus menyesuaikan filter atau memasukkan variabel berbeda.

Langkah-langkah Praktis Menggunakan Stock Screener

  1. Tentukan tujuan investasi: Pastikan kamu memahami apakah ingin investasi jangka pendek atau jangka panjang. Tujuan ini menentukan variabel yang akan dipilih.
  2. Pilih platform screener: Pilih yang mudah digunakan dan menyediakan data pasar lokal jika kamu berfokus pada saham Indonesia.
  3. Pilih kriteria filter: Gunakan rasio finansial (P/E, P/B, ROE), pertumbuhan pendapatan, volatilitas, ukuran perusahaan, atau indikator teknikal sesuai strategi. Menurut Investopedia, screener dapat menggabungkan beberapa filter dan mengirimkan alert saat kondisi terpenuhi.
  4. Gunakan logika Boolean: Terapkan AND, OR, NOT untuk mempersempit atau memperluas pencarian. Contoh: P/E rendah AND dividend yield tinggi AND sektor perbankan.
  5. Tinjau hasilnya: Periksa daftar perusahaan yang lolos. Ingat bahwa ini bukan daftar beli; analisis fundamental dan kualitatif masih diperlukan.
  6. Bandingkan perusahaan sejenis: Jika tujuanmu adalah menemukan saham sektor konstruksi, bandingkan beberapa perusahaan berdasarkan margin laba, utang, dan pertumbuhan pendapatan.
  7. Pantau dan perbarui filter: Screener harus diperbarui secara berkala karena data keuangan berubah. AAII menganjurkan untuk memantau hasil screener dari waktu ke waktu dan menyesuaikan filter jika diperlukan.

Tips Mengoptimalkan Stock Screener

  • Gunakan indikator volume: sejumlah literatur merekomendasikan memasukkan parameter volume untuk memastikan likuiditas yang cukup. Saham dengan volume tinggi lebih mudah dijual atau dibeli.
  • Fokus pada rasio penting: Pilih rasio keuangan yang relevan dengan strategi. Misalnya P/E dan D/E untuk value investor, atau dividend yield bagi pencari dividen.
  • Integrasikan analisis teknikal: Beberapa screener memungkinkan integrasi indikator seperti RSI dan MACD. Ini berguna bagi trader yang fokus pada momentum dan tren.
  • Manfaatkan rating analis: Sertakan rekomendasi analis sebagai variabel tambahan untuk mendapatkan perspektif eksternal.
  • Perhatikan ESG: Jika kamu peduli dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, pilih screener yang mendukung filter ESG.

Kesimpulan

Stock screener adalah alat esensial bagi investor dan trader yang ingin menyaring ribuan saham menjadi kandidat terpilih. Dengan komponen berupa basis data perusahaan, set variabel, dan mesin penyaring, screener membantu kamu menghemat waktu, mengurangi bias, menemukan peluang baru, dan membandingkan saham sejenis. Namun, screener memiliki keterbatasan: mereka tidak memasukkan faktor kualitatif, bergantung pada ketepatan data, dan tidak boleh dijadikan daftar beli. Oleh karena itu, hasil screener harus selalu dilanjutkan dengan riset fundamental dan teknikal mendalam.

Menggunakan screener dengan bijak memerlukan disiplin dan refleksi. Tetapkan kriteria yang sesuai tujuan, audit performa secara berkala, dan sesuaikan filter jika diperlukan. Dengan pendekatan ini, screener dapat menjadi alat yang memberdayakan kamu untuk membuat keputusan investasi yang lebih rill dan informasional.

 

Penulis

Avatar

SW. Razak

Praktisi pasar modal dan forex dengan latar belakang kuat di analisis data selama 15 tahun. Mengembangkan dan mengeksekusi strategi investasi serta trading berbasis data, membangun model kuantitatif, melakukan backtesting, optimasi risiko, dan evaluasi performa portofolio secara disiplin.

Disclaimer

Konten ini disusun untuk knowladge. Setiap analisis atau opini yang disampaikan merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan referensi yang tersaji secara publik. Dapat di jadikan sebagai opini kedua sebelum memutuskan mengambil keputusan investasi. Namun tidak ada jaminan atas keakuratan atau hasil yang ditimbulkan. Anda tetap perlu melakukan riset independen sebelum mengambil keputusan investasi.

Insight Terbaru

Fokus Terbaru