Model Biaya Fee Structure Broker

Memahami Komponen Biaya Transaksi Saham di Indonesia

Dipublikasikan pada 16 Aug 2025 11:39 | Publikasi oleh SW. Razak
Model Biaya Fee Structure Broker

Investasi di pasar modal bukan hanya soal memilih saham yang bagus. Setiap transaksi beli atau jual juga memerlukan biaya layanan yang dikenal sebagai fee broker. Ketika kamu menjadi nasabah perusahaan sekuritas, ada beberapa komponen biaya yang harus dibayar. Biaya-biaya ini dapat memengaruhi hasil akhir investasi, sehingga memahami struktur dan besaran biaya sangat penting sebelum melakukan transaksi. Modul ini akan membahas komponen utama biaya broker di pasar modal Indonesia, alasan di balik setiap komponen, variasi tarif di berbagai sekuritas, serta dampaknya terhadap strategi investasi rill.

Mengapa Mengenal Biaya Broker Itu Penting?

Fee broker adalah biaya yang dibayarkan investor kepada perusahaan sekuritas setiap kali melakukan transaksi. Biaya ini merupakan pendapatan utama bagi sekuritas karena mereka menyediakan layanan eksekusi order, akses ke sistem perdagangan, dan fasilitas analisis. Meskipun nominalnya hanya beberapa persen dari nilai transaksi, jika kamu aktif berdagang, akumulasi biaya bisa besar dan mengurangi imbal hasil rill. Selain itu, memahami perbedaan komponen biaya membantu kamu memilih sekuritas yang sesuai dengan profil investasi dan frekuensi transaksi.

Komisi Broker

Komisi broker adalah komponen biaya utama dalam transaksi saham. Komisi merupakan imbalan untuk jasa perusahaan sekuritas yang mengeksekusi order beli atau jual. Di Indonesia, besaran komisi berbeda antara transaksi pembelian dan penjualan. Komisi pembelian (buy fee) biasanya lebih rendah dibandingkan komisi penjualan (sell fee). Rentang umum komisi pembelian berkisar 0,15 persen hingga 0,25 persen dari nilai transaksi. Artinya, jika kamu membeli saham senilai Rp10.000.000 dengan komisi 0,15 persen, biaya yang kamu bayar sekitar Rp15.000.

Untuk penjualan, komisi berada di kisaran 0,25 persen hingga 0,35 persen. Jumlah ini lebih tinggi karena pada saat penjualan, terdapat tambahan pajak penghasilan final sebesar 0,1 persen dari nilai transaksi (akan dibahas di bagian berikutnya). Rentang komisi ini berbeda di setiap sekuritas. Beberapa sekuritas digital menetapkan komisi minimum 0,10 persen untuk pembelian dan 0,20 persen untuk penjualan sebagai daya tarik bagi investor ritel. Sementara sekuritas konvensional yang menawarkan layanan konsultasi langsung atau call center cenderung memiliki komisi lebih tinggi sebagai kompensasi atas layanan personal tersebut. Investor perlu memperhatikan bahwa komisi broker bukan bersifat mutlak; ada ruang negosiasi untuk investor dengan volume transaksi besar atau nasabah prioritas.

Selain persentase, sekuritas kadang menetapkan minimal biaya per transaksi. Misalnya, meski nilai komisi 0,15 persen, sekuritas menetapkan minimal Rp5.000 per order. Jadi, jika nilai transaksi kecil, komisi tetap dibulatkan ke minimal tersebut. Hal ini penting untuk dipertimbangkan bagi kamu yang sering bertransaksi dengan nominal kecil karena biaya minimal bisa menggerus return.

Levy (Kewajiban kepada BEI, KPEI, dan KSEI)

Levy adalah biaya pemeliharaan yang dibebankan oleh tiga lembaga penyelenggara pasar modal: Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Tujuan levy adalah menjaga infrastruktur bursa, layanan kliring, dan penyimpanan aset. Tarif levy umumnya 0,04 persen dari nilai transaksi. Levy sudah tercakup dalam biaya broker, sehingga investor tidak membayarnya secara terpisah. Misalnya, jika total biaya kamu 0,25 persen, di dalamnya sudah termasuk 0,04 persen untuk levy. Levy bersifat seragam di semua sekuritas karena ditetapkan oleh regulasi pasar modal.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pungutan yang dikenakan atas komisi jasa sekuritas. Sejak 1 April 2022, tarif PPN di Indonesia naik dari sebelas persen menjadi dua belas persen sejalan dengan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). PPN dihitung dari total komisi broker, bukan dari nilai transaksi. Jika komisi broker Rp100.000, PPN yang dikenakan adalah 12 persen dari Rp100.000, atau Rp12.000. Dalam struktur biaya, PPN bukan merupakan tambahan tersendiri, tetapi sudah dihitung dan dibayarkan secara otomatis melalui sekuritas ke Direktorat Jenderal Pajak. PPN hanya dikenakan pada komisi jasa, sedangkan levy tidak dikenai PPN.

Pajak Penghasilan (PPh) Final

Selain PPN, transaksi penjualan saham juga dikenai Pajak Penghasilan (PPh) final sebesar 0,1 persen dari nilai penjualan. PPh final ini dipotong langsung oleh sekuritas dan disetorkan ke kas negara. Misalnya, jika kamu menjual saham senilai Rp5.000.000, PPh final yang dipotong adalah Rp5.000 (0,1 persen dari Rp5.000.000). PPh final ini bersifat final; kamu tidak perlu melaporkannya lagi dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) karena sudah dipungut di sumber. PPh final berbeda dengan pajak atas dividen, yang memiliki aturan terpisah.

Biaya Khusus seperti Market Order Fee, Forced Sell, dan Lainnya

Selain komisi, levy, PPN, dan PPh, terdapat biaya khusus yang mungkin muncul dalam kondisi tertentu:

Market order fee: Sebagian sekuritas membebankan tambahan biaya sekitar 0,1 persen jika kamu menempatkan order dengan instruksi market order (membeli atau menjual langsung di harga pasar). Market order memastikan transaksi cepat terisi, tetapi potensi slippage (perbedaan harga saat order dan eksekusi) lebih besar, sehingga sekuritas mengenakan biaya ekstra untuk mengantisipasi volatilitas.

Forced sell fee: Jika saldo RDN (Rekening Dana Nasabah) tidak mencukupi untuk menyelesaikan kewajiban beli saham, sekuritas berhak menjual paksa (forced sell) sebagian aset kamu. Proses forced sell biasanya dikenai tambahan biaya sekitar 0,25 persen hingga 0,35 persen karena melibatkan risiko dan upaya administratif dari sekuritas. Untuk menghindari forced sell, kamu harus memastikan dana di RDN cukup sebelum tanggal settlement (T+2).

Penalti keterlambatan settlement: Beberapa sekuritas menerapkan denda apabila investor terlambat menyetor dana untuk settlement. Contohnya, ada broker yang mengenakan denda 0,195 persen per hari dari nilai transaksi sampai dana disetorkan. Penalti ini dirancang agar investor disiplin memenuhi kewajiban pembayaran.

Biaya transfer ke RDN: Beberapa bank administrator RDN membebankan biaya admin untuk transaksi transfer keluar atau penarikan dana dari RDN ke rekening tabungan investor. Besarannya bervariasi tergantung bank, tetapi biasanya di bawah Rp10.000 per transaksi. Sebaiknya periksa ketentuan bank pilihanmu.

Perbandingan Biaya Antar Sekuritas di Indonesia

Struktur biaya dapat bervariasi antar sekuritas. Untuk memberikan gambaran, berikut beberapa contoh tarif yang diambil dari sekuritas populer per tahun 2024:

  • Mandiri Sekuritas menetapkan komisi beli 0,18 persen dan komisi jual 0,28 persen, belum termasuk PPN dan PPh. Layanan ini menyasar investor ritel dan menyediakan call center 24 jam.
  • Mirae Asset Sekuritas (kode YP) menerapkan komisi beli 0,15 persen dan jual 0,25 persen yang sudah termasuk PPN dan levy. Sekuritas ini terkenal di kalangan investor aktif karena sistem trading-nya cepat.
  • Stockbit Sekuritas  platform online populer memberikan komisi beli 0,1 persen dan jual 0,2 persen sudah termasuk PPN. Dengan tarif terjangkau, platform ini menarik generasi Z dan investor pemula.
  • Ajaib Sekuritas menerapkan sistem tiering; komisi beli dan jual mulai dari 0,13 persen hingga 0,25 persentergantung akumulasi transaksi bulanan. Semakin besar volume trading kamu, semakin rendah komisi yang ditawarkan.
  • Indo Premier Sekuritas menagihkan komisi beli 0,19 persen dan komisi jual 0,29 persen. Perusahaan ini menyediakan layanan IPOT dengan fitur Robo advisor, yang memudahkan investor menempatkan dana ke reksa dana dan obligasi.

Perbandingan tersebut hanya contoh. Saat memilih broker, jangan hanya terpaku pada tarif komisi. Perhatikan juga keandalan sistem, pelayanan nasabah, dan fitur riset yang ditawarkan. Broker dengan biaya rendah belum tentu terbaik jika sistem trading sering down saat pasar volatile. Sementara broker dengan biaya lebih tinggi mungkin memberikan analisis mendalam dan dukungan profesional yang berguna untuk keputusan investasi jangka panjang.

Bagaimana Biaya Memengaruhi Imbal Hasil?

Walau persentase biaya terdengar kecil, dampaknya bisa signifikan jika kamu sering bertransaksi. Ilustrasi berikut menunjukkan pengaruh biaya terhadap return:

Bayangkan kamu membeli 100 lot saham (satu lot = 100 lembar) seharga Rp2.000 per lembar, sehingga nilai transaksi Rp20.000.000. Komisi beli 0,15 persen menghasilkan biaya Rp30.000. Levy dan PPN menambah sekitar Rp12.000 (asumsi levy 0,04 persen dan PPN 12 persen dari komisi). Total biaya beli Rp42.000.

Beberapa minggu kemudian, kamu menjual saham yang sama dengan harga Rp2.200 per lembar. Nilai transaksi Rp22.000.000. Komisi jual 0,25 persen menghasilkan biaya Rp55.000. Levy Rp8.800. PPh final 0,1 persen Rp22.000. PPN 12 persen dari komisi Rp6.600. Total biaya jual Rp92.400.

Laba kotor kamu adalah selisih Rp2.000.000 (Rp22.000.000 – Rp20.000.000). Setelah biaya total Rp134.400 (Rp42.000 + Rp92.400), laba bersih menjadi Rp1.865.600. Dalam persentase, biaya mengurangi return kotor sekitar 6,7 persen (Rp134.400 dari Rp2.000.000). Jika kamu sering trading harian (day trading) dengan margin tipis, akumulasi biaya dapat memangkas profit rill secara signifikan. Oleh karena itu, strategi trading harus mempertimbangkan biaya; lebih baik melakukan analisis mendalam dan menunggu momen yang tepat ketimbang melakukan transaksi impulsif yang hanya menguntungkan broker.

Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Biaya

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran biaya yang dikenakan sekuritas:

  • Volume transaksi: Broker biasanya memberikan tarif lebih rendah untuk volume besar. Jika kamu berniat melakukan transaksi ratusan juta hingga miliaran rupiah, kamu berpotensi bernegosiasi agar komisi menurun.
  • Jenis layanan: Sekuritas yang menawarkan layanan full-service, termasuk research analyst, rekomendasi saham, dan akses ke event investor, cenderung mengenakan komisi lebih tinggi. Sementara sekuritas berbasis aplikasi digital menekan biaya karena layanan sepenuhnya daring.
  • Promosi dan paket: Beberapa sekuritas memberikan tarif promo (misalnya nol biaya beli selama satu bulan pertama) untuk menarik nasabah baru. Namun setelah periode promo, komisi kembali ke tarif normal. Investor harus membaca syarat dan ketentuan.
  • Jenis instrumen: Biaya transaksi untuk saham, obligasi, reksa dana, atau exchange traded fund (ETF) dapat berbeda. Misalnya, transaksi obligasi ritel biasanya memiliki biaya flat, bukan persentase.
  • Platform teknologi: Broker yang menggunakan teknologi order routing dan matching engine canggih dapat menekan biaya karena efisiensi operasional. Platform baru yang terintegrasi dengan RDN dan dompet digital juga menambah kemudahan deposit dan withdraw.

Tips Memilih Broker dan Mengoptimalkan Biaya

Setelah memahami struktur biaya, berikut beberapa saran untuk kamu agar dapat mengoptimalkan biaya:

Sesuaikan dengan frekuensi trading: Jika kamu trader aktif, pilih broker dengan komisi rendah dan sistem stabil. Tapi jika kamu investor jangka panjang, fee tidak terlalu mempengaruhi karena frekuensi beli-jual lebih jarang. Kamu bisa fokus pada broker dengan analisis mendalam meski biaya sedikit lebih tinggi.

Perhatikan layanan dan fitur: Jangan hanya tergoda komisi murah. Cek reputasi broker, layanan pelanggan, edukasi gratis, dan alat analisis. Layanan yang baik membantu kamu membuat keputusan investasi cerdas, yang imbal hasilnya bisa jauh menutupi selisih biaya.

Manfaatkan promo: Banyak sekuritas menawarkan diskon biaya untuk periode tertentu. Gunakan promo saat memulai, tetapi jangan lupa mengecek tarif normalnya untuk jangka panjang.

Cek syarat RDN dan biaya administrasi: Pastikan bank administrator RDN yang kamu pilih punya biaya administrasi rendah atau gratis, serta mudah diakses melalui aplikasi. Beberapa bank bahkan menyediakan integrasi dengan e-wallet untuk memudahkan top up.

Negosiasi jika volume besar: Nasabah institusi atau investor retail dengan portofolio besar dapat menegosiasikan tarif komisi khusus. Broker biasanya bersedia karena nilai transaksi tinggi meningkatkan pendapatan mereka meskipun tarif komisi lebih rendah.

Kesimpulan

Struktur biaya broker di pasar modal Indonesia terdiri dari komisi, levy, PPN, PPh final, serta biaya khusus seperti market order fee dan forced sell. Meskipun terlihat kecil, akumulasi biaya bisa menggerus return rill jika kamu tidak memperhitungkannya. Oleh karena itu, kamu perlu memahami setiap komponen biaya, membandingkan tarif antar broker, dan menentukan strategi perdagangan yang efisien.

Perusahaan sekuritas berlomba menawarkan komisi rendah, tetapi investor harus menimbang layanan pendukung dan keamanan platform. Investasi yang sukses bukan hanya tentang memilih saham bagus, tetapi juga tentang mengelola biaya transaksi dengan cermat agar keuntungan tidak habis oleh komisi dan pajak. Dengan memahami model biaya secara komprehensif, kamu dapat menjadi investor yang lebih cerdas dan mencapai target keuangan jangka panjang dengan lebih efektif.

Penulis

Avatar

SW. Razak

Praktisi pasar modal dan forex dengan latar belakang kuat di analisis data selama 15 tahun. Mengembangkan dan mengeksekusi strategi investasi serta trading berbasis data, membangun model kuantitatif, melakukan backtesting, optimasi risiko, dan evaluasi performa portofolio secara disiplin.

Disclaimer

Konten ini disusun untuk knowladge. Setiap analisis atau opini yang disampaikan merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan referensi yang tersaji secara publik. Dapat di jadikan sebagai opini kedua sebelum memutuskan mengambil keputusan investasi. Namun tidak ada jaminan atas keakuratan atau hasil yang ditimbulkan. Anda tetap perlu melakukan riset independen sebelum mengambil keputusan investasi.