Pentingnya Punya Pondasi Keuangan Sebelum Investasi

Dipublikasikan pada 30 Jul 2025 12:17 | Publikasi oleh SW. Razak
Pentingnya Punya Pondasi Keuangan Sebelum Investasi

Sebelum kamu terjun mengejar cuan di saham, atau reksa dana, pastikan kamu punya pondasi keuangan yang kuat. Pondasi ini ibarat lantai beton pada rumah. Secara teknis bangunan tanpa fondasi, secanggih apa pun bakal roboh saat diterpa badai. Sayangnya, banyak orang tergoda cerita profit puluhan persen, lalu lompat ke investasi tanpa persiapan. Akibatnya? Panik jual ketika pasar anjlok, bukan karena strategi gagal, tapi karena dompetnya rapuh. Disini Cuantara.com mau membongkar komponen utama pondasi keuangan pribadi, alasan tiap langkahnya, dan cara rill memulainya. Biar kamu tidak ikut-ikutan, tapi siap secara mental dan finansial.

Kenapa Pondasi Keuangan Penting Sebelum Investasi ?

Investasi idealnya menggunakan dana dingin, yaitu uang yang tidak kamu butuhkan untuk kebutuhan harian atau keadaan darurat. Kalau kamu belum punya dana darurat dan tiba-tiba harus bayar rumah sakit, kamu mungkin terpaksa jual saham saat turun tiga puluh persen. Itu bukan strategi, itu kerugian rill karena tekanan situasi. Investasi tidak serta merta langsung menghasilkan profit berlimpah, karena tidak menggunakan ilmu ngepet atau ilmu pesugihan.  

Apalagi utang konsumtif kadang jadi jebakan. Bunga kartu kredit bisa mencapai tiga persen per bulan, atau tiga puluh enam persen per tahun. Sementara return pasar modal Indonesia rata-rata belasan persen setahun. Kalau kamu kejar cuan sambil tetap bayar bunga tinggi, sama saja lari di treadmill “capek tapi diam di tempat”

Untuk itu keuangan stabil membuat kamu berpikir jernih. Ketika dompet aman, kamu tidak gampang kena FOMO (Fear Of Missing Out). Kamu tahukan arti FOMO adalah ketakutan ketinggalan momentum, yang bikin orang beli aset tanpa analisis. Dengan pondasi kuat, kamu bisa tahan dari panic sell saat pasar merah dan tidak ikut-ikutan beli saat hype belum tentu menguntungkan.

Komponen Pondasi Keuangan

Biar paham bagaimana cara fondasi keuangan, di bagian ini Cuantara.com coba akan jelaskan bahwa pada dasarnya ada 4 komponen pondasi keuangan yang harus dimiliki sebelu memulai investasi, baik itu di saham atau pun reksadana.  Yakni :

Dana Darurat

Dana darurat harus jadi prioritas. Targetkan simpanan tunai setara tiga sampai enam bulan pengeluaran rutin. Simpan di instrumen yang aman dan likuid, seperti tabungan, deposito, atau reksa dana pasar uang.

Likuid artinya gampang dicairkan tanpa potensi penurunan nilai signifikan. Jadi kalau ada kondisi darurat seperti kehilangan pekerjaan, biaya rumah sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya kamu bisa ambil dana tanpa harus rugi.

Dana darurat bukan sekadar saran lama dari buku finansial. Berbagai riset besar mulai dari lembaga global hingga otoritas nasional membuktikan bahwa cadangan kas likuid selama tiga hingga enam bulan pengeluaran dapat menjadi pembeda antara stabilitas dan krisis finansial. Data berikut menguatkan urgensi memiliki dana darurat sebelum kamu mulai membangun portofolio investasi.

Tiga Studi Mengatakan Soal Dana Darurat

SumberTemuan KunciImplikasi Praktis
Federal Reserve, AS
Report on the Economic Well-Being of U.S. Households 2023
Hanya 63 persen orang dewasa mampu menutup pengeluaran mendadak USD 400 tanpa berutang. Cuma 54 persen punya simpanan tiga bulan biaya hidup.Tanpa cadangan, investor lebih rentan menjual aset saat rugi karena terdesak biaya darurat.
Vanguard, 2025
The Relationship Between Emergency Savings, Financial Well-Being, and Financial Stress
Menabung USD 2.000 menaikkan skor kesejahteraan finansial 21 persen. Cadangan 3–6 bulan meningkatkan lagi 13 persen. Yang tidak punya dana darurat memikirkan masalah uang 7,3 jam per minggu, yang punya hanya 3,7 jam.Dana darurat tidak hanya menstabilkan keuangan, tetapi juga mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas kerja.
OJK, Indonesia
Strategi Nasional Literasi Keuangan 2021–2025
Regulator menyoroti bahwa sebagian besar masyarakat belum memiliki pengelolaan dana darurat yang memadai.Literasi cadangan kas menjadi prioritas kebijakan, sebagai syarat masuk produk investasi berisiko.

Data dari Federal Reserve, Vanguard, dan OJK memberi pesan yang konsisten, bahwa dana darurat adalah hal yang perlu disiapkan sebelum investasi. Tanpa cadangan likuid tiga sampai enam bulan pengeluaran, kamu berisiko lebih tinggi terkena tekanan keuangan, menjual aset dalam keadaan rugi, dan mengalami penurunan produktivitas akibat stres finansial.

Lebih dari itu, memiliki dana darurat membuat kamu bisa fokus membangun portofolio dengan strategi, bukan insting bertahan hidup. Tidak cukup hanya belajar saham, reksa dana, atau kripto, langkah pertama justru ada di dompet kamu sendiri, buat payung sebelum hujan datang.

Untuk menghitung berapa alokasi dana darurat, kamu bisa gunakan Kalkulator Alokasi Gaji & Investasi cuantara.com disini

Manajemen Arus Kas

Pentingnya mengelola arus kas secara disiplin bukan hanya soal punya sisa uang di akhir bulan. Ini tentang kemampuan menghadapi tekanan rill dalam hidup. Riset dari Federal Reserve tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 63 persenorang dewasa di Amerika Serikat yang mampu menutup pengeluaran mendadak sebesar USD 400 tanpa berutang atau menjual aset. Lebih buruk lagi, hanya 54 persen yang punya tabungan setidaknya cukup untuk tiga bulan hidup. Tanpa cadangan likuid, tekanan finansial seperti tagihan medis atau servis kendaraan bisa memaksa kamu menjual aset investasi saat nilainya turun. Ini bukan skenario ekstrem—ini risiko rill yang terbukti umum terjadi.

Dari sisi psikologis, Vanguard pada 2025 menemukan bahwa menabung hanya USD 2.000 saja sudah mampu meningkatkan skor kesejahteraan finansial sebesar 21 persen. Jika seseorang menabung dana darurat setara tiga sampai enam bulan pengeluaran, skornya bisa naik tambahan 13 persen. Tanpa cadangan tersebut, seseorang rata-rata menghabiskan 7,3 jam per minggu hanya untuk memikirkan masalah uang. Sebaliknya, mereka yang punya dana darurat hanya menghabiskan 3,7 jam—hampir separuhnya. Ini bukan soal nominal, tapi soal beban mental dan ruang kognitif yang terbuang. Arus kas sehat dan dana cadangan yang memadai membuat kamu bisa mengalihkan energi ke hal produktif, bukan sekadar bertahan dari krisis.

Dari dalam negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021–2025menyoroti bahwa banyak penduduk Indonesia belum memiliki pengelolaan dana darurat yang memadai. Ini bukan sekadar masalah pribadi—regulator menyatakan ini sebagai tantangan nasional. Artinya, jika arus kasmu tidak cukup kuat untuk membangun cadangan darurat, kamu belum ideal untuk masuk ke pasar investasi berisiko.

Lebih lanjut, Vanguard mencatat bahwa rata-rata rumah tangga mengalami satu kejadian darurat biaya setiap tahun. Tanpa tabungan, mereka harus berutang, menanggung bunga kartu kredit, atau menjual aset saat pasar sedang tidak bersahabat. Ini memunculkan istilah forced sell, yaitu kondisi ketika kamu harus menjual investasi dalam keadaan rugi karena kebutuhan mendesak. Data dari Federal Reserve juga menyebutkan bahwa hanya separuh responden yang bisa bertahan tiga bulan tanpa pendapatan, yang artinya mereka sangat rentan terhadap guncangan ekonomi seperti PHK atau penurunan penghasilan mendadak.

Keseimbangan arus kas juga berdampak ke produktivitas kerja. Kurangnya dana darurat berkorelasi langsung dengan peningkatan stres, gangguan fokus, dan penurunan performa kerja. Sebaliknya, ketika kamu punya bantalan finansial, kamu bisa bekerja tanpa dibebani ketakutan soal tagihan listrik, cicilan, atau biaya tak terduga. Pikiran lebih jernih, keputusan jadi rasional, dan kamu lebih siap mengambil langkah strategis dalam keuangan.

Pelunasan Utang Konsumtif

Prioritaskan bayar utang berbunga tinggi. Ada dua metode yang bisa kamu pakai:

  • Debt snowball: bayar utang terkecil dulu untuk memotivasi diri karena cepat terlihat lunas.
  • Debt avalanche: bayar utang dengan bunga tertinggi dulu supaya lebih hemat bunga.

Keduanya sah, pilih yang sesuai dengan kondisi psikologis dan arus kas kamu. Untuk cicilan jangka panjang seperti KPR, pastikan cicilan bulanan tidak melebihi tiga puluh lima persen dari penghasilan.

Asuransi Dasar

Miliki minimal asuransi kesehatan. Kalau kamu punya tanggungan keluarga, tambahkan asuransi jiwa tipe term life. Asuransi ini biasanya premi lebih murah, tapi manfaatnya besar kalau terjadi hal buruk. Asuransi bukan beban, tapi jaring pengaman. Saat musibah datang, kamu tidak perlu bongkar investasi.

Term life adalah jenis asuransi jiwa yang memberi perlindungan selama periode tertentu dengan premi tetap dan manfaat meninggal yang besar.

Cara Praktis Membuat Pondasi Keuangan

Langkah awal adalah audit keuangan pribadi. Buka aplikasi catatan atau spreadsheet, tulis semua pemasukan bulanan, lalu rincikan pengeluaran dari yang kecil seperti kopi harian hingga cicilan kendaraan. Data rill ini bantu kamu temukan kebocoran kas.

Langkah kedua, susun anggaran dengan metode lima puluh, tiga puluh, dua puluh.

  • Lima puluh persen untuk kebutuhan pokok.
  • Tiga puluh persen untuk gaya hidup atau hiburan.
  • Dua puluh persen untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.

Persentase ini fleksibel. Kalau penghasilan kamu naik, lebih baik tingkatkan porsi tabungan.

Langkah ketiga, bangun dana darurat secara bertahap. Mulai dari satu bulan pengeluaran, naik ke tiga, lalu ke enam. Tidak harus besar di awal, yang penting konsisten.

Langkah keempat, serang utang bunga tinggi. Alokasikan sebagian dari tabungan kamu untuk membayar cicilan tambahan. Setelah satu utang lunas, salurkan dana itu ke investasi atau dana darurat.

Langkah kelima, evaluasi proteksi. Jangan under-insured (premi terlalu kecil, manfaat minim) atau over-insured (premi besar, beban kas). Pilih perlindungan yang relevan dan terukur secara manfaat.

Agar rencana membangun pondasi keuangan berhasil, maka kamu harus disiplin berat. Hindari 4 kesalahan berikut.

  1. Tidak punya dana darurat. Saat pasar koreksi, kamu bisa terpaksa jual rugi.
  2. Memakai kartu kredit buat konsumsi gaya hidup. Cashback tidak sebanding dengan bunga tiga puluh enam persen setahun.
  3. Over-proteksi. Premi asuransi terlalu besar justru menggerus tabungan.
  4. Tidak mencatat pengeluaran. Tanpa catatan, kamu tidak tahu ke mana uang menghilang. Catat harian untuk hasil akurat.

Kesimpulan 

Ingat, pondasi keuangan bukan pekerjaan sekali selesai. Hidup terus berubah. Pengeluaran bertambah, tanggungan bertambah, bahkan prioritas bisa bergeser. Maka evaluasi setiap enam bulan:

  • Apakah dana darurat masih mencukupi setelah inflasi?
  • Apakah cicilan tetap dalam batas wajar?
  • Apakah asuransi masih relevan seiring perubahan status keluarga?

Dengan evaluasi rutin, kamu bisa menyesuaikan alokasi dan strategi. Ketika fondasi kamu sudah kokoh, kamu bisa mulai eksplor saham, obligasi, bahkan kripto dengan lebih percaya diri. Tidak ada lagi kecemasan berlebihan karena kamu tahu kamu punya helm (proteksi), sabuk pengaman (dana darurat), dan peta jalan (anggaran) yang siap menemani perjalananmu.

 

TujuanInstrumen UtamaKarakteristikLikuiditas
Dana daruratReksa dana pasar uangReturn lebih tinggi dari tabungan, risiko rendahTinggi (T+1)
Tabungan jangka pendekDeposito berjangkaBunga tetap, dijamin LPSMenengah
Proteksi kesehatanAsuransi kesehatan cashlessMinim biaya tunai saat rawat inapKlaim langsung
Pelunasan utangTransfer bank otomatisDisiplin, hindari telat bayarTidak relevan

T+1 artinya dana bisa dicairkan satu hari kerja setelah kamu ajukan penjualan reksa dana.

Investasi bukan solusi instan dari masalah keuangan. Ia butuh modal mental dan dana rill. Kedua modal ini terbentuk lewat pondasi yang kokoh. Mulailah dengan mencatat arus kas, menyusun anggaran lima puluh, tiga puluh, dua puluh, menabung dana darurat, melunasi utang berbunga tinggi, dan memilih asuransi yang tepat. Lakukan secara konsisten, evaluasi berkala, dan baru kemudian bangun portofolio investasi. Dengan pondasi kuat, kamu bukan sekadar siap hadapi pasar kamu siap wujudkan masa depan finansial yang stabil dan bebas drama jual rugi.

Penting : 

  • Manfaatkan Kalkulator Alokasi Gaji & Investasi dari Cuantara.com jika kamu ingin membagi alokasi gaji kamu dengan dana darurat dan investasi. Klik disini. 
  • Jika ada rencana untuk pensiun dan punya aset dan perencanaan yang matang, Kamu juga gunakan kalkulator pensiun disini.
  • Cuantara.com juga menyiapkan kalkulator asunrasi yang bisa kamu gunakan disini.
  • Konten ini adalah bagian ketiga dari persiapan sebelum memulai investasi. Jangan lupa baca fase pertama berinvestasi dengan mengetahui terlebih dulu tentang filosofi investasi (klik disini) dan juga profil investasi (klik disini).

Penulis

Avatar

SW. Razak

Praktisi pasar modal dan forex dengan latar belakang kuat di analisis data selama 15 tahun. Mengembangkan dan mengeksekusi strategi investasi serta trading berbasis data, membangun model kuantitatif, melakukan backtesting, optimasi risiko, dan evaluasi performa portofolio secara disiplin.

Disclaimer

Konten ini disusun untuk knowladge. Setiap analisis atau opini yang disampaikan merupakan pandangan pribadi penulis berdasarkan referensi yang tersaji secara publik. Dapat di jadikan sebagai opini kedua sebelum memutuskan mengambil keputusan investasi. Namun tidak ada jaminan atas keakuratan atau hasil yang ditimbulkan. Anda tetap perlu melakukan riset independen sebelum mengambil keputusan investasi.

Insight Terbaru

Fokus Terbaru